Toh mak terlihat sangat senang dan baik baik saja.Sampai ketika beberapa bulan yang lewat tepatnya di bulan Maret mak mengeluh kalau badannya terasa gak enak,seperti ada yang gak beres.
Tetapi dasar emak,dia tetap tak menghiraukan apa yang beliau rasakan.Sampai akhirnya mak bilang kalau dia merasa tubuhnya lemas dan perutnya gak enak.Setahu Lastri,emak memang punya sakit lambung,makanya mak sering bulak balik berobat.
Dan akhirnya mak pun tumbang gak berdaya,sampai akhirnya mak di bawa berobat di rumah sakit untuk memastikan penyakitnya.
Tepatnya saat bulan ramadhan tiba,mak gak bisa puasa,beliau bilang pada Lastri, "Lastri gimana yah kalau mak puasa saja kata emak,toh percuma emak tetep ga selera makan", begitu jawab mak, sedih melihat wajah mak dan mendengar cakap beliau.
Karena selama ini mak rajin puasa dan rutin puasa sunah.
Tapi Lastri melarangnya dan bilang kalau emak harus makan supaya tidak lemas dan harus minum obat. Akhirnya nurut omongan Lastri.
Di dalam kamar berdua emak yang tiduran sambil sesekali beliau menonton film India kesukaannya,dan Lastri menemani duduk di samping emak.
Saat lebaran adalah momen menyedihkan melihat mak yang duduk di sofa sambil menangis menciumi anak-anak dan cucunya,tubuh emak sudah terlihat kurus dan baju yang dia kenakan terlihat kedodoran.. duh emak.
Sesekali beliau menyalami tamu-tamu yang datang,sampai mak akhirnya berkata "aku mau masuk kamar saja,tiduran" kata emak,karena tubuh beliau sudah semakin lemah,mungkin kecapean menerima tamu yang datang,dan akhirnya tamu yang datang menjenguk mak di kamarnya.
Lebaran kedua mak kekeh mengajak anak-anaknya untuk pergi berziarah kekuburan kakek yang lumayan jauh jaraknya,lebih kurang dua jam perjalanan dengan kendaraan, anak-anak menuruti kemauan mak,karena itu sudah keinginan mak jauh hari.
Sampai akhirnya saat kembali dari ziarah,mak kembali masuk rumah sakit untuk rawat inap. Sudah bulak balik emak masuk rumah sakit ini. Tak lama emak di rawat,sekitar seminggu mak di perbolahkan pulang dengan catatan bulak balik untuk rajin berobat.
Lastri ingat sekali kejadian di dalam kamar saat berdua saja dengan mak,saat itu dengan tubuh yang masih lemah,mak membagi-bagikan potongan ikan asin pemberian saudara kepada kami anak-anaknya dengan adil. "Ini buat kamu Lastri,ini buat mbak dan adikmu di Jakarta,dan ini buat mbak Kesi" yang menemani mak sehari-hari di rumah.
Sedih rasanya kalau ingat kejadian itu,apalagi mak sempat beberapa kali terjatuh didalam kamarnya,karena mak gak betah diam.Saat sehat mak memang selalu banyak bergerak ini itu,ada saja yang di lakukannya,sampai akhirnya mak hanya bisa terbaring saja di tempat tidur.
Mak tetap gak ada selera makan,padahal dulunya mak rajin ngemil dan suka belanja.Berat badan mak menurun drastis,emak yang semula gendut jadi terlihat kurus. Bahkan dia meminta Lastri untuk memotong pendek rambutnya supaya gampang di sisir ujarnya.
Mungkin emak sudah merasa kalau hidupnya enggak bakalan lama lagi,makanya beliau sering bilang pada Lastri" Lastri, kalau emak nanti meninggal kepinginnya emak yang meninggal duluan,jangan Abah ustad,emak kepingin Abah ustad yang mendoakan emak ". Sedih rasanya emak sampai bilang begitu. Ah emak..kenapa emak bilang begitu jawab Lastri.
Emak pasti sembuh yah,asal emak mau makan dan minum obat.
Emak hanya bisa berbaring di tempat tidur,karena tubuhnya sangat lemah,makan pun di suapi bergantian antara Lastri dan mbak Kesi,itupun hanya dua sendok saja,kadang tak habis juga.
Sudah bulak balik emak masuk rumah sakit dan bulak balik juga adik dan kakak Lastri datang menjenguk dari Jakarta menemui emak,apalagi kakak perempuannya yang sangat membantu sekali membiayai perawatan emak selama ini. Mas Pur juga untungnya bekerja di rumah sehingga dia dapat terus mengawasi emak.
Dan akhirnya buat yang kesekian kali emak kembali masuk rumah sakit,di kamar rumah sakit emak suka meracau,kadang emak dapat bicara normal,kadang emak suka bicara yang aneh-aneh.
Dan dokter pun akhirnya bilang,karena sebetulnya penyakit emak sudah tak bisa di sembuhkan lagi,selain emak sudah sepuh,penyakitnya juga sudah menggerogoti tubuh emak. Sebagai anak-anak kami hanya bisa mendoakan dan mengusahakan yang terbaik buat emak.
Akhirnya emak pun pulang dari rumah sakit, anak-anak berkumpul di dalam kamar emak,termasuk cucu dan menantu,mendoakan yang terbaik buat emak,sedih rasanya melihat emak di atas tempat tidur,hanya bisa tergolek lemah dan sesekali terbangun gelisah. Kami hanya bisa menangis melihat keadaan emak yang lemah.
Dan lagi,mak kembali masuk rumah sakit buat yang terakhir kalinya,karena selang beberapa jam di rumah sakit,emakpun menghembuskan nafas terakhirnya.
Duh emak, kami anak-anak dan cucumu hanya bisa mendoakan emak supaya emak tetap tenang di sana,berkumpul dengan yang lainnya,kakek,nenek di sana.
Sakit emak sudah hilang,emak tidak lagi merasakan sakit di tubuh emak, selamat jalan emak.
Jangan lupa yang ini yaa 👉 LDR
6 Komentar
Ya Allah ngebaca ini, jadi inget almarhum ibu saya.. Di tahun ini juga ibu saya udah ninggal.. Semoga orang tua kita semua diberi tempat surga dan diampuni segala kesalahan mereka selama didunia.. Amin YRA🙏.. Salam kenal🙏
BalasHapusIya mbk/mas..semoga di tempatkan pd tempat yg terbaik..Amiin YRA..iya..salam kenal jg🙏
HapusKisah yang mengharu biru. Sedih ya Mbak.
BalasHapusBangeet bund...makasii udh mampir🙏
HapusCerpen yang bagus mbak, baca tak terasa tahu tahu sudah selesai.
BalasHapusEmak kadang seperti itu ya, tidak merasakan sakitnya apalagi kalo mau lebaran. Tapi memang usia susah dilawan, biarpun rajin berobat akhirnya pulang juga.
Betul mas Agus..sedih aja rasanya..biasa ada di dekat kita,tau"besok udah gak ada,tapi namanya hidup ya memang gitu
Hapus