Puncak gunung Papandayan |
Sebetulnya ini cerita lama, sebelumnya saya sudah pernah update di blog yang pertama,hanya saja sudah gak ada lagi,akhirnya saya tulis ulang di blog ini sebagai kenangan saat mendaki gunung papandayan bareng keluarga š.
Ini cerita di bulan Juli tahun 2019, sudah empat tahun yang lalu,berhubung masih banyak foto yang tersimpan,alangkah baiknya saya ulang kembali memori saat mendaki gunung untuk pertama kali dalam hidup .
Ini pendakian pertama saya sebagai seorang perempuan alias mamak-mamak yang gak akan terlupa ,sekali seumur hidup. Waktu itu adalah perjalanan saya bareng kakak dan adik serta ponakan dan juga anak cowok semata wayang, tujuan kami adalah ke gunung Papandayan Garut.
Pagi sehabis dari hotel, pak sopir travel yang kami sewa dari Jakarta mengantar kami ber enam ke lokasi , disana di sambut petugas yang menjelaskan paket apa saja yang bisa di pilih oleh para pengunjung.
Kebetulan kami penasaran dengan gunung dan belum pernah tau rasanya mendaki gunung yang real kayak pendaki.Kami naik ojek ke lokasi yang tidak jauh dari tempat pertama.
Akhirnya setelah di dampingi oleh petugas pendamping atau guidenya kami pun di beri wejangan gimana caranya mendaki gunung,tau saja sendiri, sebetulnya ga ada persiapan sama sekali ,apalagi mendaki puncak gunung.
Bayangkan saja kami berenam buta sekali tentang pendakian, tas yang kami kenakan pun bukanlah tas ransel seperti layaknya pendaki gunung, hanya tas selempang wanita yang berisi bedak dan gincuš¤£tapi berhubung penasaran yo weslah kamipun berangkat.
Di mulai dari pos pertama, kami di sarankan oleh mas pendamping untuk pelan-pelan saja, soalnya ini mendaki gunung, bukan lari estapet ,jadi ojo kesusu supaya menghemat tenaga.
Sampailah di pos kedua, banyak pengunjung lain yang sama seperti kami, seadanya saja.Di pos ke dua sempet duduk sejenak sambil beli air minum, karena lupa ga bawa air..maklum pendaki ecek-ecekš ,tapi tetep semangat, pantang menyerah.
Akhirnya ga kerasa sampai juga kami di atas puncak gunung papandayan, memakan waktu sekitar dua jam dari pos pertama.Tapi saat itu saya belom ngerasa capek, masih kuat kayak Samson š¤£ takabur jadinya.
Sampai di puncaknya, yang terlihat hanya kawah gunung yang mengeluarkan asap, oiya temens gunung Papandayan adalah tipe gunung berapi yah.
Disini terdapat hamparan tanah pasir dan pohon yang pernah terbakar akibat letusan gunung, namanya hutan hitam arang karena di penuhi pepohonan kering yang berwarna hitam, keren ya suasananya, berasa kayak di kelilingi penghuni hutanš.
Perjalanan pun di lanjutkan dengan jalan perlahan-lahan karena untuk menghemat tenaga kami yang mulai terkuras, ya bayangin aja naik ke puncak memakan waktu selama dua jam.
Di depan kami terhampar bunga edelweis yang menjadi ikon di semua gunung, ada larangan untuk memetik bunga abadi ini,jadi buat kalian yang mendaki gunung jangan sekali-kali melanggar aturan yah, demi kelestarian bunga abadi ini.
Di lokasi ini banyak terdapat tenda-tenda dari para pendaki yang menginap di lokasi perkemahan. Di sini kami sempat memesan kopi dan mie instan yang di jual di lokasi ini oleh penduduk setempat, hanya ada beberapa warung yang menyajikan kebutuhan para pendaki, seperti air minum, cemilan ,kopi dan mie instan. Berhubung perut lapar, mie dan kopi pun ludes seketika, kalau perut sudah lapar, makan apapun terasa nikmat.
Akhirnya kami pun turun dari puncak gunung ini setelah puas berada di atas, melewati jalur yang berbeda, enggak tau kenapa, barangkali lebih dekat? kayaknya enggak juga, soalnya saat turun gunung kaki saya mendadak keram, untung saja mas pendamping tour mendaki ini sigap membantu saya, kaki sayapun di urut perlahan, syukurnya udah mulai agak mendingan, barangkali udah saatnya istirahat.
Sampai di bawah kami sempat istirahat sejenak, gak kebayang sebelumnya rute pendakian ke puncak gunung papandayan ini pulang pergi memakan waktu empat jam melaku sikil, wadduh..pantesan kaki saya rasanya mau copotš£.
Sampai di bawah sempet-sempetnya mamak-mamak ini mejeng bareng, padahal capenya ga ketulungan.
Hai epribadi, akhirnya kami sampe ke hotel udah menjelang magrib, langsung mandi dan bobo cantik..sebelumnya saya sempet minum obat Paracetamol karena pegelnya ga ketolongaan dan wajah juga udah mulai kemerahan karena kepanasan š.
Kesimpulan, sebaiknya kalo mau mendaki gunung itu harus ada persiapan,gak mendadak seperti kami kemarin, harus bawa bekel yang cukup, minimal air minum, cemilan dan obat-obatan secukupnya, pake topi dan kacamata, karena di atas lumayan panas, walaupun ada angin dan pakai sunblock khususnya ciwi-ciwi supaya kulit wajah gak terlalu gosong.
Sayapun ga nyangka juga bisa mendaki puncak gunung walau banyak rintangan, rasanya bangga bangetš, ini pengalaman sekali seumur hidup, kalau sekarang di suruh mengulang lagi, rasanya udah ga sanggup..makassi ..nyerah sayaš.
Demikian sekilas info
23 Komentar
Mba heni, stylenya aku suka, pake tunik warna biru polkadot, jilbab merah salem, dan jeans juga sepatu kets...apa sneakers hehehhe...šš like it ^^
BalasHapusGunung Papandayan bagus ya...apa itu yang dekat kawah putihkah mba? Mbul kalau ke bandung tuh suka kesusu susu deh belom sempat plesiran hihi...oadahal pengen naik gunung juga hihi...tapi aku pengene ke semeru mba..atau lawu atau arjuno welirang...yang ekstrem raung puncak sejati hihihi...tapi udah ga bisa hahahhaha...
bunga edelwisenya banyak...kalau yang bunga pas mekarnya ada biru biru semu putih itu bunga gunung namanya apa ya...bagus bunganya...Mbul lagi pengen banyak nanam kembangan taneman hias hihi
Jadi keinget kalau liat gunung tuh liat youtubenya fiersa besari ama leonardo edwin...ama AH sudrajat...
Papandayan membawa cerita..baiknya emang ditulis di blog, biar kenangannya akan selalu tersimpan di hati.. keseruan mendaki apalagi kalau adal masak masaknya...mbul drmen tuh..penasarlan kalau di gunung masakannya atau perbekalan maemnya gimana hihi...tapi berartli ini tektok ya mba ga camping?
Sore mbak Mbul..yah ginilah kalo pendaki gunung abal-abal..ga da persiapan.make baju ga sesuai sikon..mau daki gunung ada yg pake rok ..tunik..suka" mamak" gahoolš¤£yang penting udah bisa ngerasain..ooh gini loh rasane ndaki puncak gunung,bangga iya..terharu iya..ga nyangka ...tapi kalo sekarang wes ora sanggup..napase wes Ra Kuwat mbkš¤umur ga ISO bohong wkwkwkkk..
HapusIyah di sana banyak bunga edelweis..tapi kita ga boleh petik..cuman fotoin aja..ooh gini toh bentuk bunga langka itu...iya kalo mau ke gunung harus siapin perbekalan buat ganjal perut dan air minum..namanya ndaki..pasti auuus
Kalo saya itu pendaki anyarš
Lanjut..kelupaan mabk Mbulšitu bukan Deket kawah putih..kalo kawah putih itu di Bandung mbk...ini lokasi di Garutš
Hapusjujurnya saya belum pernah dengar nama gunung ini. tapi siapa tahu kan suatu hari saya berpwluang mendakinyašsaya suka melihat alam dari puncak tinggi
BalasHapusIya..ini gunung Papandayan,memang tidak seterkenal gunung Merapi atau gunung Bromo,tapi sangat indah di lihat dari dekat...ayoo mendaki gunung yuk bareng"š
HapusPengalaman yang barangkali tak terlupakan ya mbak. sampai bela-belain naik ojek dengan peralatan seadanya. termasuk tidak memakai tas gunung hehhee, Itu menurut saya pengalaman yang wah bangat. tahun depan Bromo mbak hehhe
BalasHapusIya ini pengalaman yang lumayan berkesan..Bromo?..untuk sekarang rasanya udah ga sanggup mas.. faktor u terutama ga bisa boonk hehehe
HapusHehhe tidak apa-apa mbak yang penting kita pernah merasakan situasi yang dialami para pendaki itu seperti apa, sehingga bila bertemu dengan para pendaki atau anaknya mbak suatu saat mengikuti jejak sang bunda, adalah gambarannya untuk bertukar tutur sehingga suasananya lebih mencair.
HapusBener banget mas...itu pengalaman yg sangat berharga,walaupun rasanya untuk sekarang gak mungkin lgi sy lakukan..yah moga suatu saat anak saya bisa punya cerita yg sama seperti ibunya
HapusSetuju banget, kalau mau naik gunung mesti ada persiapan. Mulai dari kesiapan fisik, mental, keuangan, hingga peralatan yang dipakai. Tujuannya untuk meminimalkan resiko yang ada.
BalasHapusFoto pemansangan papandayan memang selalu bagus.
Iya mas..mendaki gunung itu memang harus ada persiapan yg matang,GK sekedar mendaki saja,trimakasih sudah mampirš
Hapussaya pun mbak, sadar diri kalau mendaki gunung bukanlah jalan2 biasa :D Butuh persiapan yang matang. Kalau saya pernahnya naik gunung Bromo, itu pun cuma 30 menit :)
BalasHapusNah itulah mbak..saya dan Kakak koq kepedean ikutan nanjak gunung...puncaknya lagi.bayangin aja empat jam pulang pergi...memang butuh persiapan matang segalanyaš
HapusSetelah baca tulisan mba ini, berarti aku yakin bisa mendaki gunung ini. Apalagi sambil bawa tas berisi lipstik š¤£š¤£.
BalasHapusAku blm pernah yg bener2 mendaki gunung sampe puncak mba. Jujurnya Krn takut ketemu lintah atau binatang apapun dlm perjalanan š¤£.
Belum lagi ga yakin apa bakal kuat selama pendakian dan mikirin urusan toilet, juga mandi wkwkwkwk. Memang ga cocok aku tuh disuruh naik gunung š¤£
Iya nih mbk,ini pendakian pertama kali seumur hidup yg ga kebayang sebelumnya,ga ada persiapan sama sekali..dan akhirnya terkapar Krn kecapeanš¤£..kebetulan di sana ga ketemu lintah ato sejenisnya,š..syukurnya pas pipis pas udh turun wkkwkkk
HapusKeren sih bisa naik gunung, saya gak berani, karena saya slengean orang ya jadi takut kesambet aja.
BalasHapusHehee...iya mas...katanya kalo naik gunung gak boleh macem"ya..tapi gak tau juga mitos apa enggak, tapi namanya tempat baru dan kita belum pernah ke sana ya baiknya ati"aja..soal nya banyak cerita" yaa
HapusYa ampun bener-bener go show banget ya pendaki ini hihihi. Bener-bener nekad tapi keren sih. Dan jalan empat jam itu kan berat banget, tapi sukses sampe ke puncak. Soalnya pengalamanku naik gunung pertama itu juga agak nekad karna gak ada persiapan fisik, tapi konsumsi lengkap sih :P Hasilnya, kami nggak sukses muncak, karna udah pada kelelahan hahaha. Serius, perjalanan baru 1/2 atau 3/4 kami udah mengacungkan bendera putih hahaha. Kalau diinget2 kocak bet sih.
BalasHapusKalau kapok naik gunung, artinya kita sama mbak, hahaha. Soalnya kalau disuruh mengulangi lagi, kok rasa2nya mager ya. Enak ke pantai aja lah. Parkir kendaraan, eh pantainya udah kliatan :D
Pendaki ilegal ya mbak hehehhe...tapi ini adalah pengalaman berharga banget buat saya, walau pun hanya sekali tapi seenggaknya saya udah pernah ngelakuin hal yang saya anggap mustahil dan gak pernah kepikiran samasekali š..
HapusIya kalau di suruh lagi enggak sanggup diriku mbk, yg pasti napas udah engep hahhah ..
iya saya juga suka laut..kebetulan di Lampung memang banyak pantai..rumahku juga hanya dua kilo dari pantai
Cantik bangat kawasan pendakian nya.. Kalauy kali pertama mmg biasa kalau ngak tahu mau pakai sepatu apa.. Dan apa keperluan.. Tapi yg penting sudah berjaya mencuba benda baru.. :D
BalasHapusIya bener bang...pengalaman itu guru yg terbaik....lain kali lebih bersiap
HapusMbaaa heni, haihai aku Nadya dari nadyairsalina.wordpress.com tp gabisa komen pake manual ngisi nama dan alamat blog.
BalasHapusMbaaa aku kok ngekek ya ngebayangin naik gunung dan gabawa minum. Cukup nekat sih walaupun ternyata ada yang jual. Btw gn papandayan ini salah satu wishlistku dari lama. Pengen bgt bisa tektok tapi belum kesampaian sampai udh punya anak :")) tapi karena gunungnya cukup friendly untuk wisata, kayanya kalo bawa anak masih okay lah ya mba?
Hai mbk Nadya...Iyah ini pengalaman pertama saya naik gunung jadi belum ada persiapan matang layaknya pendaki beneran,gak bawa air minum apalagi obat"an...tapi bisa koq ini buat pendakian bagi yg awam soalnya ada pendamping nya juga,bawa anak-anak juga bisa koq mbk...moga suatu hari mbaknya bisa ke sini ya bareng keluarganya...hehe..salam kenal ya
BalasHapus