Rasanya bagaikan dua orang asing saat ini. Biasanya hampir tiap malam keduanya bersenda gurau, ada saja celotehan dari sepasang kekasih itu. Dari obrolan ringan hingga sedang, rayuan gombal sampai tangisan dan cerita sedih mewarnai hubungan keduanya. Jarak yang jauh sempat menyulitkan hubungan mereka tapi mencoba tetap bertahan.
Berat memang, di awal hubungan keduanya tidak pernah memikirkan akan seperti apa kedepannya, bakalan seperti apa kelanjutannya. Jalani saja...begitu kata Mat,selalu... ketika di tanya oleh Min, itu senjata ampuh satu-satunya jika sudah mentok dengan pertanyaan yang sama berulang-ulang.
Hari hari pun di lalui kedua nya, pasang surut hubungan ,naik turun seperti roller coaster, keributan kecil lantas akur kembali, selalu begitu, terulang dan akhirnya harmonis dan mesra kembali.
Padahal keduanya masih saling menyayangi dan sama-sama membutuhkan, tapi dua isi kepala yang berbeda sering kali menyulut keributan.
Sebetulnya latar belakang keduanya sangatlah berbeda, namun Min tidak menggubris nya, mereka berdua seperti melupakan bahwa hal itu salah satu pemicunya.
Ada banyak perbedaan mulai dari latar belakang, sifat dan prinsip. Keduanya sama sama keras kepala, saling adu pendapat dan berujung keributan, kalau sudah begitu Min mendiamkan Mat hingga beberapa hari lamanya. Sebaliknya Mat juga sering menutup telponnya jika keduanya bersitegang barang kali dia sengaja menghindari keributan.. tak ingin pertengkaran berlanjut.
Tapi aksi diam keduanya tidak pernah berlangsung lama, tiga empat hari Min kembali akur dengan Mat, kalau tidak Mat yang menghubunginya terlebih dahulu.
Namun masalah tidak pernah kunjung selesai dengan tuntas. Setiap Min ingin bertanya Mat selalu menghindar dan enggan membahasnya, jadi selalu menggantung begitu saja, yang suatu saat akan meledak, seperti bom waktu.
Putus nyambung beberapa kali pernah di lewati dalam hubungan mereka yang serba rapuh, saling membutuhkan dan sayang mendominasi akal sehat keduanya tapi banyak harapan yang jarang terwujud.
Sampai pada akhirnya Min merasa bahwa hubungan keduanya tidaklah semudah yang di bayangkan, hubungan mereka tidaklah sehat, pertengkaran demi pertengkaran selalu terulang, Mat bilang kalau Min yang selalu memulainya dan hubungan seperti itu susah di terima akal sehat.
Kalau sudah begitu diam rasanya lebih baik dan entah sampai kapan hubungan ini mau di bawa kemana, mereka tak pernah tau, apalagi Min, karena dirinya adalah perempuan dan beban lebih terasa berat di pundaknya,sebagai perempuan perasannya lebih peka.
Hubungan mereka hanya berstatus kekasih tanpa ada ikatan pasti, dari awal keduanya sama-sama tau karena perbedaan prinsip dan latar belakang.
Min tak pernah bisa memaksa bagaimana seharusnya hubungan yang layak itu seperti apa, dan mau di bawa kemana ,ada banyak hal yang tak mungkin di lanjutkan.
Min merasa hubungan keduanya hanya berjalan di tempat tanpa ada kejelasan,Mat hanya bisa bilang jalani saja....entah sampai kapan...prinsip seperti itu tak bisa di terima oleh hati kecilnya.
Dan pada suatu kesempatan Min pun memberanikan diri, akhirnya Min berkata jujur, dia tak mau lagi melanjutkan hubungan mereka, Min merasa buat apa di lanjutkan jika tak ada gunanya, hanya bersenang-senang saja, membuang waktu dan menguras energi dan emosinya. Apakah hubungan seperti itu layak di pertahankan?
Suatu hari Min memberanikan diri berkata pada Mat jika dia tidak ingin melanjutkan hubungan, Min ingin menjadi orang baik, selama ini dia sudah menjadi orang lain, selama ini dia merasa bukanlah Min yang sesungguhnya, selama ini hubungan keduanya tidaklah baik-baik saja. Min merasa sangat lelah dengan pergulatan di dalam batinnya dan dia hanya mampu berucap...
Min:.....Aku mau kita udahan
Mat:.....bosan ah tiap kali selalu mengulang kata "yang sama.
Min:...Aku mau jadi orang baik
Min:....apa kamu gak mau berubah ?
Mat:....buat apa aku berubah?....Aku ya aku...aku gak mau berubah jadi orang lain!!!
Min:.....berubah jadi orang baik....bukan jadi orang lain....
Min:....apa salah kalau aku jadi orang baik??
Mat:....terserah....itu pilihan semua orang.....bebas!!!!!
Min:....oke...kalau gitu kita udahan ...ku pilih mundur...maaf🙏 buat semuanya.
Mat:.....terserah....
Kliik.... akhirnya Min mematikan telponnya dan memblokir Mat karena dia tak ingin lagi meneruskan hubungan yang terlihat baik-baik saja padahal sebenarnya tidak. Sudah...seperti itu saja...selesai...tak ada pertengkaran hebat.
Ini bukan pertama kalinya dia melakukan hal yang sama, tekadnya sudah bulat dan kali ini dia ingin segera mengakhirinya, banyak pertimbangan yang sudah dia pikirkan.
Ada hubungan yang tak bisa di pertahankan ,ada rasa pedih di hatinya, ada sesuatu yang hilang...sakit sekali rasanya...tapi Min memilih mundur, dia sudah berjanji pada dirinya bahwa dia ingin menjadi orang baik, biarlah ini pilihan hidupnya.
Dia tak akan kembali......ada sebagian dari hatinya yang hilang.....kepak sayapnya patah dan tak utuh lagi...dan itu teramat menyakitkan baginya.
2 Komentar
alaa kasihan sama Min. tentu remuk hatinya. tapi tak mengapalah. mungkin ada yg lbh baik utk Min in the future..
BalasHapusBetuul...moga Min dapat penggantinya yg lebih baik hehehe
Hapus