Sebagai mahluk sosial yang terus bertumbuh dan menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, keinginan untuk bisa di lihat oleh orang lain kerap dilakukan agar bisa di akui dan di terima di lingkungan mereka, terutama di sosmed.
Lantas kenapa orang-orang sepertinya butuh banget pengakuan atau validasi ?
Kebutuhan akan pengakuan atau validasi adalah bagian dari sifat manusia yang ingin merasa dihargai, diterima dan diakui oleh lingkungan sekitarnya, apa alasannya ?
1. Mencari jati diri.
Banyak orang merasa butuh validasi untuk memastikan bahwa apa yang mereka lakukan, apa yang mereka pikirkan, atau apa yang mereka pilih adalah sesuai dengan norma sosial. Hal ini membantu mereka membentuk identitas dan rasa diri yang lebih kuat.
2. Kebutuhan Psikologis
Manusia adalah makhluk sosial yang butuh ikatan atau hubungan, validasi dari orang lain bisa memberikan rasa aman, terutama ketika mereka merasa ragu atau ketidakpastian.
3. Kebahagiaan dan Kepuasan Diri
Mendapatkan pengakuan atas usaha atau pencapaian dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memotivasi seseorang untuk terus berkembang. Ini juga sering membawa rasa bahagia karena dihargai.
4. Kompetisi dan Media Sosial
Di era sekarang, tekanan dari media sosial sering mendorong orang untuk mencari kebutuhan validasi, seperti jumlah like, komentar, atau pujian, yang memberikan kesan kalau mereka itu berhasil atau populer.
Sebagai salah seorang pengguna sosmed walaupun udah enggak terlalu aktif, saya sering banget mengamati orang-orang yang sepertinya haus akan validasi, enggak laki enggak perempuan, sama saja, mereka menunjukkan jati diri mereka pada khalayak ramai, dan ketika banyaknya like, komen, mereka sepertinya menikmati betul pengakuan dari orang-orang yang berinteraksi dengan mereka.
Banyak komentar mendukung terhadap pencapaian mereka, namun tidak sedikit juga komen bernada sindiran, " butuh banget validasi ya " ?
Di satu sisi kebutuhan akan validasi atau pengakuan dari sosmed bisa meningkatkan aktualisasi diri, bisa menjadi contoh dan motivasi, membuat orang lain menjadi tertantang untuk jadi berhasil dalam suatu pencapaian, namun di sisi lain, validasi bisa jadi bumerang buat diri sendiri, bisa saja mereka kehilangan kemampuan untuk menghargai diri sendiri secara independen, gak yakin dengan kemampuan diri dan haus akan perhatian.
Banyak orang-orang di sosmed yang menunjukkan keberhasilan ini itu dan menunjukkan pencapaian mereka, saya sebagai orang awam hanya jadi pengamat tingkah laku manusia yang mencari validasi ini dalam diam.
Banyak orang menjadikan pencapaian-pencapaian mereka sebagai standarisasi, dan anehnya koq standar itu ditentukan melalui sosmed.
Baru saja saya melihat postingan salah seorang perempuan cantik, entah itu sekedar mencari popularitas, cari viewers atau tanda like, menunjukkan pencapaian dirinya sebagai seorang model, MUA, pembicara, bintang iklan, konten kreator, model catwalk dan beberapa pekerjaan dia lainnya, kalau enggak salah judul postingan dia adalah "seorang wanita dengan 9 profesi".
Ya enggak ada yang salah, suka-suka dia mau menunjukkan pencapaian dirinya, mungkin saja dia bisa memotivasi orang lain untuk bisa berkarya, namun jika tujuannya sekedar pamer pencapaian atau sekedar memenuhi ego dan kepuasan saja rasanya agak gimana gitu...
Dan herannya kebanyakan orang di sosmed menjadikan pencapaian orang lain di jadikan standar hidup dan keberhasilan dirinya, apakah itu berasal dari ketidak puasan diri atau sekedar mengikuti arus sosial, padahal kenyamanan sejati datang dari penerimaan diri, keunikan diri yang gak harus mengikuti standar sosmed atau pengakuan dari dunia luar.
Sebagai seorang pengamat yang lebih suka berada di pinggir keramaian, saya sering bertanya-tanya, apa sih yang sebenarnya mereka cari?
Manusia memang memiliki kebutuhan mendasar untuk diterima dan dihargai, baik di lingkungan sosial maupun di dunia maya. Tapi, apakah validasi dari orang lain benar-benar memberikan kebahagiaan yang bertahan lama?
Karena saya yang cenderung diam, saya merasa lebih nyaman tanpa perlu membuktikan diri atau menjelaskan siapa saya dan kepada khalayak, soalnya saya juga bukan siapa-siapa.
Enggak saya pungkiri kok kalau sosmed sayapun menampilkan banyak foto-foto, tapi sama halnya seperti beberapa temen blogger lainnya, kayaknya gak ada kepikiran buat cari perhatian atau pengakuan, ya biasa-biasa ajalah, justru dari foto-foto yang di posting itu kita bisa nunjukin ..eh iniloh makanan dari suatu tempat, eh beginiloh cuaca di sana, iniloh adat istiadat atau kebudayaan di suatu tempat, iniloh peninggalan budaya dan sebagainya, enggak sekedar pamer status trus nunjukin pencapaian-pencapaian ini itu yang terlihat berlebihan.
Ketika saya memilih untuk menjaga privasi dan fokus pada diri sendiri, dunia rasanya lebih sederhana. Enggak ada tekanan untuk memenuhi ekspektasi orang lain dan saya bisa benar-benar mendengarkan dan menjadi apa yang saya mau. Saya sadar koq bahwa kebahagiaan sejati datang dari "rasa cukup terhadap diri sendiri", bukan dari pengakuan luar.
Mungkin saja cara pandang saya sedikit berbeda dengan orang kebanyakan, tulisan ini bukan untuk menghakimi mereka yang mencari validasi, melainkan untuk mengajak kita semua sedikit merenung, apakah validasi yang kita cari itu benar-benar penting ? Atau, mungkin ada rasa nyaman yang lebih besar ketika kita berhenti mencari, validasi itu boleh-boleh aja sih asal sewajarnya.
Salam
11 Komentar
satu lagi bu, netizen sekarang ini banyak yang mengidap gejala fomo, kalo ga ikut-ikutan kayak orang lain tuh rasanya aneh
BalasHapusLatah gitu ya mas 😁,begitulah netizen
Hapuskalau macam Linda, bila dah fokus pada sesuatu medsos tu, yang lain cuma utk scroll2 sahaja..hihihi..mcm sekarang,fokus pada blog..jadi di FB dan IG udah ngak banyak postingannya...cuma yang di repost @ share shj
BalasHapusSaya pun ada medsos..cuman Instagram saja sis..sy juga ada foto-foto, tapi ya memang upload gak ada tujuan buat cari popularitas,ya sewajarnya sajalah seperti teman-teman blogger yang lain.
HapusSebagai blogger, aku juga kadang butuh validasi sih, cuma sewajarnya saja.
BalasHapusEh, blogger termasuk sosmed bukan sih?
Ya memang sewajarnya aja mas Agus...manusiawi, tapi kalo kelewat over dosis yg liat pada gumoh....tapi ini sih lebih kepada warga sosmed yg yah begitulah.
Hapuskliatan sih yaa mana yg cari validasi, mana yg memang pure sharing... kalo udh berbau2 riya, butuh validasi banget, konten juga kebanyakan muka dia, aku udh males sih ;p... yg ada aku mute kalo keseringan muncul.. tapi kalo niatnya sharing, berbagi tempat yg menarik, ya itu pasti aku like kalo memang suka..
BalasHapusbener mba, kalo udh mentingin validasi di sosmed pula, stress yg ada.. apalagi kalo likom nya ga sesuai harapan hahahahah
Kliatan banget mabk...mana yang emang murni posting mana yang cuman cari validasi aja, intinya sih kalo udah berlebihan enggak bagus...yang liat juga eneq.
HapusKayaknya bakal ribet juga jalani hidup kalo apa apa butuh validasi dari orang lain. Bakal muncul perasaan minimal nya kesel juga orang lain gak mengakui. Media sosial sewajarnya saja mungkin ya.
BalasHapusHooh mas...tapi apa daya..orang-orang sekarang sepertinya butuh banget pengakuan .
HapusCape haus terus wkwk
Hapus