Masih sama seperti yang lalu-lalu, perjalanan kali ini pun masih di sponsori oleh kakak perempuan saya 😜, bedanya kali ini kita berjumlah tiga orang, saya berdua kakak dan seorang teman lamanya, kita enggak ikut tour atau rombongan, kita mah private tour aja, jadi enggak terikat waktunya.
Pukul tiga subuh pesawat Malaysia Airlines pun terbang menuju bandara internasional Kuala Lumpur, kita transit selama dua jam sebelum bertolak ke Nepal, negara yang di juluki dengan negeri seribu kuil, soalnya di sini banyak sekali kuil atau tempat ibadah dari agama hindu dan budha, kalau pulau Lombok di juluki pulau dengan seribu masjid kalau Nepal di juluki negeri seribu kuil.
Kita sempet ke satu dua kuil dari sekian banyak kuil yang ada, kalo mau di datengin satu persatu enggak mungkin yah, selain rada jauhan gitu, udah itu cuaca cukup panas terik, maklumlah pas dateng ke sini udah lewat waktu zuhur, kita pas sampe hotel beberes dan istirahat bentaran, abis zuhur lanjut jalan, menurut Mr Rhames, aktris kita si Tara Basro pernah syuting film di kuil yang di atas itu loh, tapi saya enggk tau judul filmnya dan enggak mencari tau juga🙏
Sebetulnya tulisan ini sengaja saya gabung aja jadi satu di awal kedatangan dan di akhir kepulangan sebelum balik ke tanah air, soalnya fotonya udah kebanyakan di galeri foto, biar ringkes dan gak kebanyakan cerita:D
Singkat cerita, sekitar pukul 10 pagi kita sudah sampai di Tribhuvan International Airport, Nepal, sebetulnya di Nepal kita hanya dua hari, di awal kedatangan dan di akhir, jadi di Nepal ini enggak lama, soalnya besok paginya pukul 7 kita udah pindah terbang ke Bhutan yang memakan waktu penerbangan hanya satu jam.
Berhubung urusan imigrasi di bandara lumayan sikit sibuk lah yaw, beres-beres sekitar satu jam-an dan langsung di jemput Mr. Rhames, tour guide kita disana, orang Nepal asli, tapi kita nyangkanya orang India 😁, soalnya mirip banget perawakannya dan cara dia ngomong....namaste...sambil geleng-geleng kepala..
Kita sempet berkelakar kalau namanya itu adalah salah satu jenis nama nasi di Indonesia, nasi rames 😁, dan dia bilang.. don't eat me ya... wkkwkk
Ini orang kalo di ibaratkan kayak palu gada, merangkap segalanya..apa-apa semua ada, semua yang enggak bisa dan enggak mungkin di ada-adain 😁 orangnya optimis banget, maklum ya namanya marketing emang kudu optimis dan cerdas dalam menggaet customer.
Tapi pas kita di sana kemana-mana ya naik taksi, itupun dia cari-cari sopir dulu 😄, tapi kita udah enggak bayar lagi sih, semua urusan mulai dari jemput dan antar di bandara, makan dan jalan sampe hotel pun kita terima beres, dia yang handle, kecuali pas kita mau jajan, kita jalan sendiri, kita juga enggak ribet, pan besok pagi juga udah pindah haluan ke Bhutan.
Kalo di Bhutan mah ada seorang tour guide dan sopir lengkap, jadi kemana-mana ya enggak sibuk cari-cari kendaraan di jalan, btw kendaraan atau angkutan publik di Nepal ada bus, ada taksi dan kendaraan angkut yang mirip tuktuk, bahkan di tempat khusus atau di tempat turis ada yang mirip becak dengan tambahan ornamen hiasan yang cukup rame dan warna yang cerah.
Eh ternyata orang Nepal itu ada yang perawakannya mirip India dan ada juga yang matanya sipit, itu katanya sih kebanyakan yang tinggal di pegunungan, pantesan kalo saya nonton youtube, ( saya suka banget nonton kehidupan penduduk Nepal yang di pegunungan ) mata mereka sipit, lagian Nepal masih dekat dengan India dan Tibet, jadi enggak aneh kalo makanan dan beberapa budaya atau kebiasaannya enggak terlalu jauh berbeda.
![]() |
Pakaian wanita Nepal dan momos ayam |
Di bandaranya sempet cicipin salah satu makanan sana, namanya momos, dengan isian ayam giling, rasa dan rupa mirip dimsum, tapi cocolannya rasa kare, harus teliti kalau pilih makanan di sini yah, soalnya ada yang non halal, pinter-pinter aja milihnya, ada juga yang halal kok, pas di kotanya kita enggak sempet nyicipin, di bandaranya aja mau beli kudu antri, maklum hanya ada satu-satunya yang jualan makanan dan minuman, jadi yang antri cukup panjang.
Hari pertama sampe Nepal, tepatnya di Kathmandu yang merupakan ibukota-nya, yang ternyata jalanya macet parah, udah sama aja kayak di Jakarta, bedanya kalau di Jakarta kita masih bisa lihat tanaman ijo-ijo di sepanjang jalan ibukota, kalo di sini masih jarang ada tanaman di sepanjang jalan, walaupun ada tapi enggak banyak, jadi kebayangkan pas cuaca terik, rasanya begitu silau dengan langit yang begitu cerah dan udara yang gerah, apalagi itu jam 2 siang 🥵
Menuju hotel pun lumayan lama, muter-muter cari jalan alternatif lainnya, di tambah ada beberapa rombongan yang lagi demo menuntut perbaikan upah, yah dimana-mana demo mah sama aja ya..sepanjang enggak bakar-bakaran dan merusak fasilitas publik sih enggak masalah, yang suka bikin eneeq itu kalo demo sambil nutup jalan udah itu tereak-tereak kotor dan menghasut, merusak fasilitas umum, suka kesel dah !! Udah cakep-cakep eh di rusak, padahal ngakunya orang pinter :D
Mata saya menatap ke jalan raya, dalam hati saya pun bergumam, wah kesampaian juga saya datang ke sini, biasanya saya cuman nonton di channel youtube aja, walaupun yang saya lihat itu warga yang tinggal di daerah pegunungan, bukan jalan raya ibukota yang macet, tapi enggak apalah, kalo liat orang-orang jalan-jalan ke negara maju mah udah terlalu biasa, yang ini tampil beda dengan segala karakteristiknya.
Jangan salah loh, banyak turis datang ke Kathmandu Nepal untuk menjelajahi puncak pegunungan Himalaya, yah walaupun saya mah enggak mungkin ke sana 😆. Sebetulnya enggak hanya pegunungan Himalaya aja yang jadi tujuan turis asing, ada beberapa tempat menarik lain yang enggak kalah indahnya, tapi kita juga enggak sempat ke sana, selain karena waktu yang juga terbatas.
Pegunungan Himalaya adalah barisan pegunungan tertinggi di dunia yang terletak di Asia, memisahkan anak benua India dari Dataran Tinggi Tibet. Nama "Himalaya" berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "tempat kediaman salju". Pegunungan ini membentang sepanjang 2.400 km dan meliputi lima negara yang dilalui:
- India
- Nepal
- Bhutan
- Tiongkok (Tibet)
- Pakistan
Pegunungan Himalaya merupakan rumah bagi puncak-puncak tertinggi di dunia, termasuk puncak tertinggi:
- Gunung Everest (8.848 m)
- Kangchenjunga (8.586 m)
- Lhotse (8.516 m)
Pegunungan Himalaya terbentuk sekitar 50-70 juta tahun lalu akibat tumbukan antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia.³
Jadi ya wajar aja kalau banyak pendaki dari seluruh dunia menuju ke sana, saya ada dapat beberapa video saat penerbangan dari Bhutan ke Nepal, teman kakak kebetulan minta tolong salah seorang turis asing yang duduk dekat jendela pesawat untuk di abadikan fotonya, bahkan beberapa turis asing asik ambil foto dari dalam pesawat saat melewati mount Everest yang putih bersih karena tertutup salju, tapi ini ada fotonya yang saya ambil dari video, saya screenshot aja 😄, kalo video gede coy.
![]() |
mount Everest |
Sementara saya yang duduk di bangku bagian belakang hanya bisa terdiam sembari mencuri pandang menatap ke arah jendela pesawat, agak terhalang dengan penumpang lain, jadi enggak bisa ambil foto, wong posisi saya sebelah kiri, sedangkan mount Everest di sebelah kanan saya duduk, tapi tetep keliatan koq...indaaah banget 😲.
![]() |
Lobby hotel |
![]() |
Kailash Kutee hotel |
![]() |
Kota Kathmandu |
Kiri kanan, depan belakang itu pusat kuliner, banyak kafe-kafe dan hotel berjejer, tentu saja pertokoan yang menjual aneka pernak pernik cinderamata dan keperluan turis untuk mendaki pegunungan Himalaya tersedia di toko-toko yang berada di sepanjang jalan, jadi kalau mau jalan-jalan dan makan, tempat ini banyak menyajikan aneka menu, yang penting mah cari makanan halal enggak terlalu sulit, ya cuman rasa-rasa bumbu India kayaknya pasti ada.
Sore itu kita sempet mendatangi salah satu kafe untuk sekedar duduk manis menikmati suasana sore di sana, cuaca udah mulai sejuk, hiruk pikuk di luar masih sayup terdengar diantara gang hotel dan kafe tempat kita duduk, no problemo, nikmati saja suasananya, toh entah kapan akan balik lagi ke sini.
Di manapun dan bagaimanapun keadaan suatu tempat, itu cukup menarik buat saya, ada sisi baik dan buruk, ada lika liku dan penuh warna, itu pasti dan justru di situlah menariknya, proses akan terus berlanjut dan perubahan itu akan selalu ada, tinggal gimana menyikapinya, dan saya merasa perjalanan kali ini pun membawa hal positif dalam melihat sesuatu, jadi kalau ada kesempatan lagi mudah-mudahan saya enggak akan pernah bosan 😃, maap ya kalo fotonya enggak jelas dan kecil, soalnya kalo di unggah satu-satu kebanyakan 🙏
Salam
3 Komentar
Wah ini pengalaman yang luar biasa, yang biasanya hanya liat Nepal di Youtube, sekarang udah bisa sampai sana. Kalo diliat dari ceritanya, ternyata Jakarta masih mending ya, meskpin macet tapi masi ada yang ijo-ijo di jalannya. Sayang banget fotonya gak ditampilkan di sini. jadi gak bisa liat hehe
BalasHapusmemang di setiap tempat ada baik dan buruk nya, lika liku penuh warna, tapi buatku semua tempat baru yang belom pernah di kunjungi akan terlihat bagus, apalagi di nepal ini pasti banyak tempat yang menarik dan berkesan disana :D
BalasHapuswah pantesan lama nggak update, ternyata lagi ke nepal, hehe...
BalasHapusbtw keliatannya seru banget jalan-jalannya di sana ya mbak :D