Di sini kami menyempatkan dulu makan siang, tempat makannya langsung menghadap ke pantai cantik ini, beberapa rombongan juga terlihat makan di sini.
Oiya, sebelum saya kelupaan, travel / biro yang kami ikuti adalah kemanayuk.com. disini kalian bisa menghubungi bagian admin, dan mengisi form di websitenya, kebetulan ponakan saya Salsa yang kebagian ngurusin segalanya, bude-budenya taunya terima beres aja hehehe, kebetulan paket yang kami pilih itu paket privat, jadi lebih nyaman dan enak aja, soalnya kita gak di buru-buru waktu dan gak kelewat rame seperti paket rombongan yang menggunakan bus.
Kebetulan mas drivernya ramah sekali namanya mas Ginang, masih muda orangnya, dan setiap jalan dia gak lupa bawa cemilan berupa kue-kue tradisional dan cemilan lainnya, juga minuman botol air mineral, dia juga membagikan minuman dingin berupa kopi kekinian yang merupakan bagian dari servis travel ini, lumayan kan lagi aus-aus dapet yang seger dan cemilan pengganjal perut.
Siapa tau suatu hari teman-teman mau jalan ke Lombok, bisa liat website di atas tadi, eeh ternyata memang ada beberapa rombongan dari Malaysia yang liburan ke kota Lombok ini loh, saya taunya juga pas lagi sarapan pagi di hotel dan pas jam makan malam di salah satu rumah makan, dari logatnya saya kira-kira bisa menebak dari mana asalnya maaf kalau saya kepedean, tapi kayaknya sih iya 😀.
Pantai ini berpasir putih dengan butiran-butiran yang bulat mirip lada, airnya berwarna biru terang, pasirnya agak kasar memang tapi indah dan bersih, banyak anak" menjajakan pernak-pernik di sini, tapi saran saya kalau gak mau beli tolak saja dengan halus, karena mereka gigih banget menawarkan, kalo enggak kita di ikutin terus 😀.
![]() |
The Mandalika beach |
Di sini hanya sekitar setengah jam lebih, ya maklum karena siang hari di pantai lumayan membakar kulit, kebetulan topi saya juga ketinggalan di koper, jadi pake masker ini ada gunanya juga, minimal enggak gosong amat nih muka, tapi ya tetep merah sih walau udah pake sunblock juga wkwkk.
Perjalanan selanjutnya adalah menuju Bukit Seger Putri Mandalika, di mana di bagian bawah bukit ini terdapat Sirkuit Mandalika yang terkenal itu loh, tau kan gimana viralnya pas lagi ada acara balap motor internasional MotoGP di sirkuit ini.
![]() |
Pantai dari Bukit Seger Putri Mandalika |
![]() |
Sirkuit Mandalika |
![]() |
Bukit Seger Putri Mandalika |
Kami menaiki bukit yang enggak terlalu tinggi, sebelumnya melewati jalan seperti jembatan yang terbuat dari susunan bambu karena di bawahnya ada air laut, sementara karena udah agak lelah saya dan adik gak melanjutkan naik ke bukit sampai atas, di bawah sambil ngadem saya beli kelapa muda, hauuus...nah di sini adik sempet beli kain tenun khas Lombok yang di jajakan beberapa penjual, seperti yang saya bilang tadi, kalian harus bisa pinter menawar dan menolak dengan halus kalau gak mau beli, karena kita bakalan di tawarin terus dan di kerubutin beberapa pedagang, tapi mereka ramah koq, dan akhirnya adik saya beli dua buah kain tenun yang cantik dengan harga 300 ribu untuk dua buah kain.
Penjaja kain juga sempet bercerita asal nama Bukit Seger Putri Mandalika ini, ceritanya berasal dari seorang putri yang berubah menjadi nyale atau sejenis cacing laut, karena ada dua orang pangeran yang memperebutkan dia, karena takut terjadi peperangan karena putri Mandalika menolaknya akhirnya sang putri menyeburkan diri kedalam laut dan berubah menjadi nyale atau cacing laut, tradisi bau nyale atau berburu cacing laut ini ada setiap tahunnya.
Perjalanan di lanjutkan lagi menuju bukit Merese, cuaca saat itu sudah mulai adem, dan kami berada di salah satu bukit nan hijau cantik, sementara di bawah bukit dari kejauhan terlihat pantai Tanjung Aan yang berwarna biru indah, kami sengaja agak berlama-lama di bukit ini karena niatnya menunggu sunset, sementara dua ponakan berenang di pantai yang berada di bawah bukit ini.
![]() |
Bukit Merese di saat senja |
![]() |
Pantai Tanjung Aan |
![]() |
Bukit Merese |
Sementara menunggu sunset, kami tiduran di atas hamparan rumput yang hijau, sambil sesekali memandang langit yang sudah mulai beranjak gelap, lumayan lah dapet foto sunset-nya walau hasilnya ala-ala fotografer amatiran😁.
Di sini banyak penjual makanan cemilan, jadi buat yang mau jajan bisa beli beragam makanan, lokasi mereka berada di bawah dan di pinggir jalan.
Sekali lagi saat kami sedang duduk santai di atas hamparan rumput di atas bukit ini, beberapa pedagang seperti biasa menawarkan dagangan mereka, kami sempat berbincang-bincang dengan salah satu pedagang wanita, usianya masih terbilang muda, orangnya ramah, saya lupa namanya, dia berasal dari desa Sade, dia juga pandai menenun kain, akhirnya kakak saya membeli dua potong kain sarung dan selimut, si mbak penjual kain belum menikah, katanya dia masih mau bekerja dulu, masih mau cari pengalaman ujarnya bercerita, melihat sosok dia dan suasana di sekitar bukit saya jadi seperti melihat beberapa potong cuplikan adegan film saja, embak-nya manis dan kulitnya juga hitam manis, dia memakai kerudung, memang Lombok sebagian besar penduduknya adalah muslim dan terkenal dengan julukan kota seribu mesjid, kami menyudahi sore itu di bukit Merese.
Waktunya makan malam, hari itu mas drivernya mengajak kami ke salah satu rumah makan khas Ayam Taliwang nama restonya Lesehan Taliwang Irama Tiga, Kampung Taliwang.
Malam itu sudah banyak pengunjung yang datang, di sebrang kami duduk ada juga rombongan dari negri jiran Malaysia, ada sekitar dua belas orang.
Ruangan ada yang menyerupai balai dengan atap tinggi dan ada juga lesehan bambu, sementara kami memilih untuk santap di meja saja, pesanan gak terlalu lama datang, karena seperti nya memang tempat ini sudah booking dulu sama agen travelnya , jadi kami gak sibuk pesan ini itu.
Ada menu khusus khas Lombok yaitu plecing kangkung, ada taburan kacang goreng dan kelapa parutnya, juga ada sambal khususnya, mirip sambal terasi, rasanya segar begitu di baurkan dengan kangkungnya dan di tambah dengan perasaan jeruk sambal menambah nikmat dan aroma nya.
Menu nya selain plecing kangkung juga ada ayam bakar Taliwang, sayang gak sempet saya potoin, udah keburu laper wkwkk, ada sop sapi dan ikan bakar khas Lombok, kurang tau ikan bakar nya berbumbu apa, semua makanan di sini enak dan segar, gurih, manis dan pedas, cocok dengan selera saya, porsinya juga pas, minumnya ada jeruk hangat, es jeruk dan gak lupa kakak saya minum kopi hitam khas Lombok.
Beres makan malam, waktunya buat istirahat, kebetulan memang kami sengaja masuk hotel malam harinya, kalau gak salah jam 21 .00 wib kami mulai cek in hotel, maklumlah seharian dari pagi saat kedatangan langsung keliling, jadi koper masih ada dalam bagasi mobil, waktu juga enggak banyak hanya tiga malam empat hari berada di Lombok.
Nama hotelnya Prime Park Hotel and Convention, lokasi di jalan Udayana no 16 Mataram, Nusa Tenggara Barat. Hotel nya megah dan nyaman, fasilitas juga lengkap, ada kolam renang di bagian atapnya, cafe pada bagian samping lantai dasar hotel, ruang makan lumayan luas, toko pernak-pernik di bagian dalam hotel, convention hall, lokasi juga strategis dekat dengan mesjid Islamik Center yang ada di seberangnya tak jauh dari hotel. Bagi yang mau berkunjung ke hotel ini banyak aplikasi seperti Agoda, Traveloka dan sebagainya yang bisa jadi rujukan kalian juga kalau enggak mau repot-repot.
![]() |
Sumber Google |